Empat Unsur Kimia Baru Resmi Diberi Nama dan Simbol
Keempat unsur kimia baru yang ditemukan awal tahun 2016, kini memiliki nama dan simbol resmi.
Unsur-unsur berat (dengan nomor atom 104-120) tidak terbentuk secara alami di alam, sehingga mereka harus diciptakan di laboratorium. Empat unsur kimia baru sekarang memiliki nama resmi dan simbol, demikian pengumuman International Union of Pure dan Applied Chemistry (IUPAC) minggu ini.
Setelah lima bulan peninjauan, ahli kimia IUPAC akhirnya menyetujui empat nama untuk elemen superberat 113, 115, 117 dan 118 yang diusulkan oleh penemu unsur-unsur tersebut. Unsur-unsur berat (dengan nomor ataom 104-120) tidak terbentuk secara alami di alam, sehingga mereka harus diciptakan di laboratorium.
Mengikuti tradisi, nama-nama yang diusulkan harus memberi penghormatan pada tempat, wilayah geografi atau ilmuwan, dan diakhiri dengan protokol spesifik terkait penempatan masing-masing unsur dalam tabel periodik unsur.
Berikut nama-nama baru dalam tabel periodik unsur:
Unsur 113: nihonium (Nh)
Unsur 115: moscovium (Mc)
Unsur 117: tennessine (Ts)
Unsur 118: oganesson (Og)
Januari lalu, IUPAC telah mengumumkan bahwa keempat unsur ini akan menempati tabel periodik, meskipun unsur-unsur ini belum bernama. Kemudian, Juni lalu, IUPAC mengumumkan nama-nama baru, tetapi belum final.
“Jeda lima bulan tersebut dimaksudkan agar publik mendapat kesempatan untuk memberi saran tentang nama-nama unsur, dengan pertimbangan bahwa nama-nama ini akan digunakan di seluruh dunia, dalam banyak bahasa,” kata Cleveland Evans, profesor psikologi yang mempelajari tentang nama dan penamaan di Bellevue Unviersity di Nebraska kepada Live Science.
Proses penamaan unsur ini diikuti banyak orang dari berbagai kalangan, termasuk siswa sekolah menengah.
“Benar-benar proses panjang dari pertama penemuan hingga penamaan final, dan IUPAC berterima kasih atas kerjasama semua orang yang terlibat. Sekarang, kita semua bisa menyambut gembira tabel periodik yang telah lengkap hingga baris ketujuh,” kata presiden Divisi Kimia Anorganik IUPAC, Jan Reedijk.
Para ilmuwan dari RIKEN Nishina Center for Accelerator-Based Science di Jepang mengusulkan nama unsur nihonium. Nihon merupakan salah satu cara mengucapkan “Jepang” dalam bahasa Jepang dan berarti “negeri matahari terbit”. Kosuke Morita dan rekan-rekannya berhasil membuat unsur yang sulit dipahami ini pada 12 Agustus 2012, setelah menabrakkan inti seng bersama dengan lapisan tipis bismuth.
“Seperti unsur superberat lainnya, tak lama setelah dibuat, unsur 113 ini rusak dengan cepat, berubah menjadi 111, kemudian 109, 107, 105, 103 hingga akhirnya menjadi unsur 101,” kata Morita.
Nama untuk unsur 115 dan 117 diusulkan oleh penemu mereka di Joint Institute for Nuclear Research di Dubna, Rusia; Oak Ridge National Laboratory di Tunisia; Vanderbilt University di Tunisia dan Lawrence Livermore National Laboratory di California. Kedua unsur tersebut, moscovium dan tennessine, merupakan pengormatan pada wilayah eksperimen terkait pembuatan unsur dilaksanakan.
Nama oganesson, untuk unsur 118, merupakan bentuk penghormatan pada ilmuwan Yuri Oganessian atas jasanya sebagai perintis penelitian unsur superberat.
“Sejumlah prestasinya antara lain penemuan unsur-unsur superberat, kemajuan signifikan dalam fisika nuklir dari inti superberat, dan juga bukti eksperimental untuk ‘pulau stabilitas': gagasan yang menunjukkan bahwa unsur superberat dapat menjadi stabil pada satu titik dalam keberadaannya,” papar petugas IUPAC.
Meskipun tak ada batasan tertentu bagi jumlah proton yang dapat dimasukkan pada inti atom, namun semakin tinggi jumlahnya, semakin tidak stabil pula unsur tersebut. Saat ini, ketujuh baris tabel periodik telah lengkap dengan elemen 118, dan para ahli kimia terus berupaya mencari unsur-unsur yang lebih berat dari keempat unsur ini.